Metamorfosis Kupu-kupu Lengkap, dari Telur sampai Imago

Metamorfosis kupu-kupu pasti pernah dipelajari saat masih di bangku sekolah, bahkan ada lagu anak anak yang bercerita tentang hal tersebut. Kupu-kupu sering dikaitkan dengan kepercayaan kuno, seperti simbol spiritual, makhluk dari alam baka atau arwah leluhur.

Terlepas dari mitos yang beredar, kupu-kupu merupakan serangga penyerbuk tanaman dengan dua antena di kepalanya. Belajar tentang serangga yang satu ini memang tidak akan pernah ada habisnya, apalagi jika membahas tentang metamorfosisnya yang sempurna.

4 Fase Metamorfosis Kupu-kupu Lengkap

1. Telur

Kupu kupu termasuk dalam familia Papilionidae yang meletakkan telur secara bersusun satu per satu di tanaman inang, seperti di bagian daun dan tangkai. Telur kupu-kupu yang berbentuk setengah bulat, oval dan spiral ini memiliki ukuran sekitar 1-2 mm.

Setiap jenis kupu-kupu memiliki masa stadium telur yang berbeda-beda, begitu juga dengan jumlah telur yang bervariasi. Beberapa kupu-kupu meletakkan telurnya dalam jumlah sedikit, sekitar 30 butir tapi ada yang jumlah banyak hingga 200 butir sepanjang hidupnya.

Kelestarian kupu-kupu dipengaruhi oleh jumlah telur dalam daur ulang kupu-kupu yang dihasilkan semasa dewasa, meskipun ada faktor lain yang mempengaruhinya. Misalnya saja, pemangsa atau parasit yang memangsa telur kupu-kupu untuk dimakan.

2. Larva (Ulat)

Fase kedua dari metamorfosis kupu-kupu adalah larva atau ulat. Untuk menunjang perkembangannya, larva atau ulat mencari makan dengan aktif dan intensif. Ciri khas lain dari fase ini adalah adanya pergantian kulit atau kita menyebutnya dengan molting.

Tidak hanya sekali, larva atau ulat ini juga mengalami pergantian kulit selanjutnya yang sering disebut instar. Pergantian kulit ini membuat larva atau ulat memiliki warna kulit yang berbeda, tujuannya untuk menghindari pemangsa.

Meski begitu, beberapa ulat mungkin memiliki warna terang sebagai warning colouration atau tanda bahaya karena menarik perhatian. Bentuk larva terdiri dari thorax, chepal, dan abdomen dengan kehidupan yang sangat praktis, yakni hanya makan dan tumbuh.

3. Pupa (Kepompong)

Fase metamorfosis kupu-kupu sebelum menjadi kupu kupu adalah pupa atau kepompong. Fase ini dinamakan fase istirahat karena pupa akan dibungkus dalam krisalis dan tidak bergerak sebagai persiapan untuk membentuk kupu-kupu dewasa yang siap keluar dari pupa.

Setiap larva memiliki kelenjar sutera yang berfungsi untuk mengikat tubuhnya pada ranting, batang atau daun. Meski tidak bergerak dan terkesan diam, tapi di dalam pupa tersebut terjadi proses perubahan besar yang akan membentuk imago atau kupu-kupu dewasa.

Biasanya, pupa memiliki warna cokelat atau hijau sebagai bentuk pertahanan diri larva dari predatornya karena warnanya menyerupai warna tumbuhan. Kepompong atau pupa akan mati saat telur parasit menetas dan memakan tubuhnya, biasanya sekitar 1-2 minggu.

4. Imago (Kupu-kupu)

Beberapa faktor yang memengaruhi kupu-kupu keluar dari pupa adalah suhu udara, kelembapan udara, dan cahaya matahari. Umumnya, kupu-kupu muncul pada siang hari atau setelah matahari terbit untuk membantu proses pengeringan sayap agar bisa terbang.

Semula, spirakel atau ventilasi akan keluar pada krisalis pupa kemudian udara masuk ke dalam tubuh pupa. Setelah itu, cangkang pupa akan terbuka tepat di belakang kepala lalu tubuh kupu-kupu akan memaksa keluar dari krisalis pupa.

Kupu-kupu menetap dan tidak bergerak setelah keluar dari pupa hingga beberapa menit untuk memompa darah pada sayap.

Kupu-kupu merupakan salah satu hewan serangga yang memiliki metamorfosis sempurna. Setiap fase metamorfosis kupu-kupu memiliki prosesnya masing masing yang membuat serangga satu ini terlihat lebih indah dalam bentuknya sebagai kupu-kupu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top